Dari mulut sang penakluk cinta
Belakangan dia terus melolong
Agar didengar dan di pegang
Lawan bicaranya hanya berpikir
Hisapan jempol atau kepercayaan diakhirnya
Waktu menjadi saksi
Keadaan penghalang terbesar
Dengan musnahnya kata-kata yang berlabel janji
Perhatikan lebih rinci lagi
Benarkah keadaan atau...
Merekayasakan keadaan tanpa sepengetahuan?
Dikemanakan janji yang tercipta itu?
Hanya ada dua tujuan
Kenyatan yang terwujud
selanjutnya
Tangisan dan kekecewaan yang terlahir
Berpikirlah sebelum membuatnya
Banyak faktor yang akan jadi alasan nantinya
Tapi lihatlah orang yang kau berikan janji
Apakah tega melihat perasaan yang tercabik?
Pikirkanlah
keren puisinya gan,puisi ane kyk gk ada apa2nya hehehhe komen back yaw
ReplyDeleteini blognya klasik bener ya, :D
ReplyDelete@vicio: ;ebay -___- puisi lu juga bagus :D
ReplyDelete@fauziyah: karna gue suka yg berbau klasik :D
ReplyDeletesip..bagus bro :D
ReplyDeletemantap banget gan puisinya
ReplyDeletesiip, manteb nih.. kereeen..
ReplyDeletesalam kenal ya, salam kawancut!
aku jadi member ke 190 nih, kalo bekenan, follow balik yah