Ini cerpen gue buat karena ada tugas dari dosan gue yang cantik.
Jujur broo, bagian belakangnya kagak nyambung. Soalnya kepotong acara ketemu cewek gue yang cantik jelita. hehehe :D
Tapi simak aja yee. Khususnya yang lagi jadi mahasiswa baru, ini cerpen tentang itu.
Monggoooooo.. . ... .. ... . . .
Jujur broo, bagian belakangnya kagak nyambung. Soalnya kepotong acara ketemu cewek gue yang cantik jelita. hehehe :D
Tapi simak aja yee. Khususnya yang lagi jadi mahasiswa baru, ini cerpen tentang itu.
Monggoooooo.. . ... .. ... . . .
Balada Mahasiswa
“Wuiih,
keren kau men. Wisuda dengan IPK di atas rata – rata” sahut temenku sambil
menepuk pundakku
“Weehh, iyaa makasih men” sambil seyum simetris 2 Cm
Empat tahun kuliah akhirnya dengan hasil yang
memuaskan. Setidaknya orangtua senyum karena hasil yang ku dapat. Setelah pengalungan
medali aku keluar sebentar buat nyari udara segar. Satu batang rokok menemaniku
berpikir nyari kerja dimana habis ini? Apakah perusahaan besar yang aku dapat
atau kecil? Apa malah jadi pengangguran? Hmmm. Dari kejauhan aku liat seorang
pria. Dari wajahnya mungkin lima tahun diatasku. Berpakaian baju kerjanya. Wuih, pasti tenang bila seperti dia, jelas!
perusahaan besar baju yang dia pakai. Pikirku. Pria itu berjalan dengan
tegapnya, sangat cocok dengan postur badan yang tegap juga dasi yang menghiasi
dirinya. Dia melangkah ke arahku.
“Siang dek” sapanya
“Yaa, siang mas” balasku dngan senyum
Dia duduk dibangku yang sama
denganku. Dirogoh kantong bajunya, lalu mengeluarkan bungkus rokok beserta
pemantiknya. Dinyalakanlah rokoknya. Aku terus memandang kedepan memikirkan
segala kedepannya aku ini nanti jadi apa?
“Baru selesai wisudanya ya dek?” tanya pria tadi
mengawali pembicaraan
“Oh, iya mas. Baru aja selesai. Saya lagi nyari angin
saja” jawabku
“Hmm, gimana nilainya? IPK bagus gak?”
“Wah, lumayan seh mas. 3,95”
“Bukan lumayan lagi itu mah, tapi tanggung yah.
Padahal satu nilai lagi sempurna”
“Hehehe, iya mas. Waktu itu dikasih tugas, tapi badan
gak bisa diajak kerja sama. Jadi bolong deh satu tugas”
“Oh, begitu toh. Emang kesehatan tuh lebih penting
dari yang lain yah. Sekali saja kita bermasalah dengan kesehatan pasti akan
berdampak dengan kepentingan yang lain”
“Yah, begitulah mas” jawabku sambil tersenyum
Pria itu membuang puntung rokok yang habis
dihisapnya. Telepon genggamnya berdering, lalu dia mengangkatnya. Aku sedikit
menguping apa yang dibicarakan si penelepon. Suaranya memang keras jadi
terdengar. Aku mendengarkan bahwa pria yang disampingku ini disuruh mencari
mahasiswa dengan IPK diatas rata – rata dari universitasku untuk dijadikan
pegawai di perusahaannya. Aku sedikit kaget, lalu berpikir girang kebetulan
sekali aku ada disampingnya. Dia sudah tahu berapa IPK ku semoga saja dia melirikku. Selesai menelepon dia
menengok kearahku lalu tersenyum. Pasti dia juga sudah tahu bahwa tadi
telingaku sedikit nakal. Dikeluarkannya kertas selembaran dari tasnya. Tepatnya
seperti formulir pendaftaran. Lalu dia bertanya padaku.
“Apakah adek sudah memiliki pekerjaan di suatu
perusahaan?”
“Oh, belum mas. Ini saja saya lagi bingung mikirin
gimana saya nyusun agenda buat kedepannya mas.”
Jika kata – kata “adek mau tidak bergabung dengan
perusahaan kami?” yang keluar dari mulutnya. Jelas aku senang sekaligus lega.
Tidak pandang bulu pasti aku siap sedia menerima tawarannya. Lalu aku menunggu.
“Oh, belum yah. Kebetulan perusahaan kami butuh
personil untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Jadi, adek mau tidak bergab .
.. . .. ... .. .... .... ..”
“WOOOOOOIIIII
BANGUUUUNNNN BANGUUUUUUNNN!!!!!!”
“BAANGUUUUNNN
LOE MEENN, TELAATT KITAA!!”
“Nyamnyamnyam, Wooaaaahhhmmm, ada apa
sih ple? Ganggu tidur aje lu”
“Busett!!
keboo sumpah lu ris. Ospek sekarang cuy jam 5!” itu jam 5 pagi yee
“Hmm, iye tau gue emang jam berapa sekarang?” sambil
merem melek gue nanya
“Jam empat lewat lima puluh dua menit!!” geram si
Juple sambil nunjukkin jam weker
“Buseett!! Telat kita nih ple!!”
“Daritadi dodol!!”
Langsung dengan sigap gue bebenah diri. Untung segala
persiapan ospek udah disiapin sebelum gue tidur. Hari ini adalah hari pertama
gue menjadi mahasiswa. Tepatnya mahasiswa baru. Setelah kemarin lulus dari
sekolah menengas atas kini gue melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Tempat perguruan tinggi yang mau gak mau harus menerima keberadaan gue nanti
itu berada di kota Bandung. Tetanggaan dengan kota gue. Setiap orang pasti
bertanya. “kenapa lo mau disana? Disini juga banyak bro?”. Alasan gue milih di
Bandung, karena gue sebelumnya pernah tinggal disana jadi ya enak aja. Kedua,
gue nyadar tipe anak seperti gue itu adalah tipe anak yang harus jauh dari
orangtuanya karena apabila dirumah pasti si anak ini akan menyusahkan
orangtuanya. Begitulah maksudnya, pasti tau dong. Ketiga, semua orang tahu
bahwa para betina di Bandung itu memiliki ciri khas ‘menarik’ yang membuat para
pejantan tertarik karena ke’menarik’kan para betina yang suka ‘menarik-narik’.
Kalo ada yang tidak mengerti kalimat yang sampai jungkir balik gue bikin tadi
berarti yang baca ini belum cukup dewasa. “Terus, lo kuliah mau nyari ilmu apa
nyari yang ‘sesuatu banget’ gitu yah?”. Kalo ditanya seperti itu, gue akan
memulai dengan senyuman imut gue dilanjutkan lagi dengan senyuman yang lebih
imut dari bayi. Itulah jawaban gue.
Kembali ke hari ini. Hari pertama gue jadi mahasiswa
diawali dengan adat istiadat yang gue pikir-pikir tidak ada dampaknya. Kenapa
begitu? Kenapa yaaaaahhh, apa coba hayoooo. Ogah ah, entar gue di obok-obok
lagi ama kakak senior yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Harusnya hari ini
gue masuk pukul 05:00 WIB. Tapi sayang kenyataan berkata lain, akibat televisi
yang menyuapi gue dengan tayangan bolanya gue udah kayak kebo yang dicucuk
hidungnya. Alhasil keterlambatan manemani diriku dan temanku yang gue ajak
sesat ini. Hahaha, maaf ya kawanku Juple.
“Eh, ris lo kagak mandi?”
“Udah kok.. .. .. . kemarin sore”
“Gileeee, itu mah sama aja belom. Onyon”
“Dih, udah kali. Itu namanya inisiatif coy!”
Muka sepet
“Terserah
lo dah. Ayoo, kita berangkat”
“Yooo..
hoaaahhmm”
Anak kost.
Itulah status hidup gue sekarang. Di Bandung gue ngekos deket kampus gue.
Kira-kira 10 menit sampailah. Gue bareng Juple satu kost. Jadi lumayan masalah
biaya dibagi dua.
“Ayo ris,
lama lo!”
“Iyee..
nyok kita olahraga pagi”
“Wokee,
siap yah. Bersedia.... .siaapp.. . .Goo!!”
Layaknya
atlet lari kami berdua balapan dengan waktu untuk sampai tujuan selamat dari
kicauan senior-senior. Biasalah yang namanya ospek pasti tidak jauh dari omelan
sana-sini. Gedung kampus sudah terlihat kami pun menambah gigi kecepatan.
Sesampainya di gerbang kampus kami melihat senior yang sudah standby.
“Wooii,
kalian berdua. . .cepat lariii!!! Lambat kalian!”
Itulah
sambutan senior kami yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik. Padahal ini udah
gigi enam. Tapi tetap saja dibilang lambat! Kami belum boleh masuk. Ternyata
banyak juga yang bernasib sama dengan kami. Paling gara-gara bola juga nih.
Matahari
belum menunjukkan dirinya dan kami telat. Fenomena yang menakjubkan bukan? Setelah
sudah yakin kalo yang telat udah habis kami disuruh masuk didampingi teriakkan
fales para senior. Semua mahasiswa baru atau maba berbaris di lapangan dengan
kelompok yang sudah dibuat setelah sosialisasi ospek. Gue bareng Juple satu
kelompok.
Acara
dimulai oleh pembukaan dan penyambutan-penyambutan dari para petinggi kampus.
Semua itu memberikan efek ngantuk bagi gue dan para maba yang lain, khususnya
yang telat. Gue lihat sekeliling itu dipenuhi oleh pentul korek. Termasuk gue
bagian dari pentul korek itu.
Pentul korek=botak!
Setengah
hari kami para maba yang bermuka polos ini terus mendengarkan sambutan dari
pihak kampus. Rektor, dekan, dosen, ketua RT, senior, suara merekalah yang kami
dengar. Bosan menyambut gue. Kalo udah begini mending gue ‘searching’ dah.
Penerawangan gue akhirnya membuahkan hasil. Enggak tanggung-tanggung cewek
disebelah gue ternyata boleh juga.
“Aduh bosen
banget yah” gue memulai pembicaraan
“Iya nih,
dari tadi ngomong-ngomong terus”
“Haha, iya
yah. Eh, nama kamu siapa?”
“Gue Indri.
Kalo lo?” dengan senyum yang menurut gue manis lebih dari gula
“Oh,
namanya bagus juga. Panggil aja gue Aris”
“Salam
kenal ya ris. Kamu dari mana?”
“Dari kosan
tadi. Hehe” jayusnya gue
“Haha
bukan. Maksudnya kamu berasal dari mana?”
“Ooooohhh,
dari Jakarta Indri”
“Wah, sama
dong aku juga dari Jakarta”
“Iya?
Jakarta mana?” tanya gue girang
“Aku
Jakarta Timur. Kamu?”
“Jakarta
Timur mananya kamu? Aku juga disitu loh. Hehe”
“Hmm,
daerah Cilangkap”
“Ohh, kalo
gue Cibubur dri”
“Haha,
deket kalo begitu. Senangnya, nemuin juga maba yang satu wilayah dengan aku”
Gue hanya
tersenyum menjawabnya. Sama kok, gue juga senang apalagi yang gue temuin barang
antik. Udah satu wilayah cantik pula makin betah dah gue kuliah disini. Habisnya
acara cuap-cuap tadi dilanjutkan oleh acara yang dinantikan oleh senior tapi
disesalkan oleh junior. Tugas-tugas yang telah dikumpulkan kini ada digenggaman
para senior. Muka macan mereka tunjukkan. Dalam pikiran gue pasti bakal di
marah-marahin nih. kalem aja deh gue mah.
“HEEIII
KALIAAANN PARA MABAA!!”
“Siiaaappp
kaakkk” jawab seluruh mahasiswa baru
“APA INII
YANG KALIAAAN SEBUT TUGAAASSS??”
“.....”
“WOOOIII
JAWAABBB!!” bentak senior
“Iyaaaaaaaa
kaakkk!!” sahut para maba
“TUGAASS
APAA INII!! TIDAAKK ADA YANNGG BENARR!!” sambil melemparkan tugas kami para
maba
Hukum ospek
adalah setiap kegiatan atau kelakuan dari mahasiswa baru itu ada SALAH!!
Begitulah hukum ospek yang gue jabarkan. Jadi yaaa, ikutin aja deh. Kami
dibentak habis-habisan sampai-sampai ada salah satu maba perempuan yang nangis
karena dibentak senior. Dalam ajang seperti ini biasanya senior mencari maba
yang ‘nyolot’ atau berani melawan dan gue juga menantikan hal itu. Hehehe. Tapi
yang bikin hati gue cenat-cenut adalah ketika hasil kerja keras satu hari satu
malem yang gue ciptakan kini telah menjadi keset sepatu senior. Rasanya tuh
cekat-cekiiit-cekat-cekiiiit. Mau gimana lagi? Hukum ospek berlaku. Setengah
hari ngebosenin setengah hari ngejengkelin. Bener bener dah. Omelan-omelan
senior terus membahana disekitar kampus tidak luput juga dari hukuman-hukuman
yang diberikan oleh senior. Gue tengok ke arah Juple dia hanya senyum-senyum
sendiri di barisan kelompok. Dasar tuh bocah, emang udah keseringan diomelin
emaknya kali. Jadi yang seperti ini udah biasa. Mungkin malah jadi inget kali
dia sama emaknya.
Waktu terus berjalan. Tidak terasa matahari sudah
siap bersembunyi dibalik cakrawala. Itulah tanda kebesaran para maba untuk
ospek hari ini SELESAII!! Serangkaian acara hari ini sangat berkesan beagi gue
yang baru menjadi mahasiswa yang rada imut ini. Banyak orang yang salah kaprah
mengenai ospek termasuk gue juga sih. Tapi sebenarnya ospek ini adalah
pengenalan kita untuk beradaptasi sebagai mahasiswa. Karena mahasiswa itu
berbeda dengan siswa sebelumnya. Tugas – tugas yang diberikan itu merupakan
awal bagi maba untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas yang akan diberikan oleh
dosen nantinya. Bersiaplah Aris ini jalan
lu!! Lu bukan anak kecil!! Kehidupan yang sebenarnya telah lu masukin!! Kini lu
mahasiswa!! HIDUPP MAHASISWAAA!!! Kepalan tangan diatas dada dagu mengarah
ke langit yang menyimpan banyak mimpi!
Komen bisa kali :D
Wuahahahaa jadi ingat ospek baru2 ini...
ReplyDeletesep2.keren :D
Semangat !!
HIDUP MAHASISWA !
Apa nama kampusnya mas?!
ReplyDeleteDi Bandung ya?!
@Uc Herawati: yapp bnar skli mbak bandung.. namanya IM Telkom *sambilmembusungkandada hehehe
ReplyDeletewuihh bikin cerpen ya mas,, ane waktu SMP suka bgt tuh nulis cerpen,, hehehhe,, ampe skrg masih suka nulis2 cerpen,, :D
ReplyDelete@Rama88: mantaapp, jgn ampe brhenti broo :D
ReplyDeleteTuh kan, Penglaman ospek mang tak terlupakan....
ReplyDeletekisah ku juga ku tuangkan dalam bentuk cerpen... he he he
nice share gan !
ReplyDeletewah, IPKnya gede amat ya??/ kurang percaya tuh sob..
ReplyDelete@Said Arsyad: nmany jga crita cuuyy :P
ReplyDeletenice share gan. . thanks dah mampir di blog gw yaw. . :D
ReplyDelete