Dunia kadang bisa bekerja di luar kemampuan nalar kita. Sesuatu akan berubah bukan dari hal yang besar, tapi juga dari hal yang kecil seperti Rasa.
2005
Di sebuah restoran Jepang
Aku duduk bersama temanku Tania. Dia cantik, putih, tinggi, manis, dan memiliki kepribadian yang baik. Kami selalu bersama dalam mengerjakan tugas kampus. Seperti sekarang ini.
“Mana katanya tulisan lo bagus” sahut Tania
“Iya nih, gue lagi banyak banget tugas”
“Eh, Tania bagaimana skripsi lo?”
“Bimooo, belum jadiii” dengan muka sedihnya. Tapi bagiku itu lucu
“Loh, kenapa emang?”
“Di revisi teruuss”
“Oh, Yaudah”
“Makan tuh sushinya” suruhku
“Sumpitnya mana?”
“Hmm, mana yaa? Ya udah pake tangan aja”
“Hmm, ya udah deh”
Terlintas aku memikirkan hal yang mengejutkannya. Lalu aku menyampaikannya.
“Eh, tania bagaimana kali nanti kita nikah?”
“Iih, apaan sih lo. Kita kan temen” sambil melempar pulpen yang dia pakai
“Iih, ya udah sih santai aja kan cuman bercanda” sambil mengambil pulpennya
“Hmm, iya iyaa” jawabnya dengan senyum
“Kalo beneran gimana?”
“Sampai ada tuh rasa kelima selain asam, asin, pahit, sama manis baru gue mau nikah sama loo”
2008
Masa kuliahku telah berakhir. Saat ini aku sedang sibuk mencari pekerjaan.
“Jadi saya mohon maaf. Tapi hal ini harus saya lakukan untuk masa depan perusahaan ini. Saya harap anda bisa mengerti. Terima kasih atas kerjasama saudara”
“terima kasih”
Geram sekali aku. Telah mencoba macam pekerjaan tapi tidak ada satu pun yang menerimaku. Aku pulang dengan putus asa. Ku baringkan tubuh ini di kasur. Sejenak aku mengistirahatkan badan ini. Kulihat komputer dalam kamarku menyala. Aku bangkit lalu mulai mencari di internet mengenai lowongan pekerjaan. Ku lihat dari atas sampai bawah. Dan. Dapat. Ada sebuah lowongan pekerjaan dan itu sesuai dengan klasifikasi diriku. Pekerjaan itu adalah ‘food taster’
Aku akhirnya diterima sebagai ‘food taster’ di restoran jepang ternama. Dalam pekerjaan ini yang aku lakukan cukup menilai penampilan luar, aroma, dan rasanya. Terakhir disinilah, peran ‘food taster’ dalam memutuskan apakah makanan ini layak untuk disajikan atau tidak. Lalu aku tinggal menunggu 20 menit untuk mencoba sampel berikutnya.
2010
Sebagai seorang ‘food taster’ aku harus menginovasikan sebuah rasa. Tapi rasa yang selama ini aku harapkan tidak pernak aku temukan. Padahal aku tau persis rasa apa yang aku maksud. Hanya saja aku tidak bisa menciptakan rasa itu sendiri.
Terlintas aku membayangkan Tania
Rasa yang sebenarnya bukan berasal dari lidah yang tidak bisa dituangkan pada makanan sekalipun. Rasa ini membuatku rumit.
Rumah Tania
“Aaa, non ada yang ngasih makanan”
“Hah, makasih yaa mbak” sahut Tania
Sebuah kue coklat diterima oleh Tania. Diatasnya ada sebuah tulisan pada karton yang berbentuk bunga apabila di gerakkan. Setiap kelopak bunga dari karton itu, tertuang tulisan yang ditujukan untuk Tania.
Kelopak 1
“secara anotomis lidah hanya bisa membedakan 4 rasa ; manis, asam, asin, dan pahit. Gak ada namanya rasa ke – 5.”
Digeserkan kelopak pertama.
Kelopak 2
“Tapi sebenarnya gue udah lama mengetahui rasa ke – 5. Gue tau itu apa dan gue masih yakin sampai detik ini.”
Kelopak 3
“Will you marry me my 5th taste?”
Di kelopak terakhir terdapat cincin dibawah tulisannya. Tania pun kaget. Lalu dia beranjak dari kamarnya di lantai dua. Sampai di bawah dia menemukan bimo menunggu kehadirannya di luar pagar. Membuat Tania tersenyum.
2011
Seperti yang aku bilang dunia bekerja di luar kemampuan nalar kita. Kalo dulu aku enggak di pecat, aku tidak akan pernah mendapat pekerjaan sebagai ‘food taster’. Berarti aku tidak akan pernah mencoba mencari rasa yang baru. Kalo aku tidak melalui itu semua. Mungkin ceritaku akan berbeda. Mungkin Tania sudah di luar sana dengan pria lain dan aku tidak pernah menyadari bahwa rasa kelima itu selalu ada sejak dulu. Bagiku itu menyakitkan. Dialah rasa kelimaku.
Di altar pernikahan kami pun mengucap janji. Akan setia untuk hidup bahagia bersama. Selamanya.
Inspired by: film pendek ‘kelima’
yang mau liat videonya :) = http://youtu.be/8-GdNsPGPUw
NICEEE BEROOOW!! keep working and create other works about love,very inspirational!
ReplyDelete@baboootak Yeaaahhh!!!! i do it. Thank you very much much muaachh
ReplyDeleteaku suka cerpennya.... XDD
ReplyDeletesingkat, padat, dan penuh makna.
Mennyadari rasa kelima yang sebenarnya sudah ada sejak lama. yahuuuu... *mulai gila*
langsung ku follow blognya XDD
hahahahaha
ku tunggu cerpen berikutnya
:O keren!!! *speechless*
ReplyDeleteaku rasa kelimanya siapa ya :3
simple dan keren!!
ReplyDeletenggak bertele-tele tapi dapet romantisnya hehehe
bagus cerpennya, :'D
ReplyDeletekeren. simple. kena.
ReplyDeleteitu pertanyaan frontal bets kakak
ReplyDeletewkwkwkwkw keren beroh wkwkwkw mungkin kalo nuansa humor di kentalkan lebih asik
ReplyDeleteTerasa banget pemotongan kisahnya, tapi idenya menarik dan romantismenya dapat, bagus :) Lanjutkan, tapi kalau bisa jangan dipotong-potong alur ceritanya, sebab ini jangka waktu antar scene kelewat jauh :)
ReplyDelete@BasthKA Siaaappp qaqaaaa :D
ReplyDeleteSimple, enak di baca :)
ReplyDeletelike this :D
Hihi ini terinspirasi dari film Kelima ya? Kenalin saya Ruby dari Mangkok Production, yang bikin film Kelima. Makasih ya udah remake screenplay ya, nicely done!
ReplyDeleteOh iya, sbg yg buat film & pembuat skrip asli boleh dong saya request supaya ada link ke film Kelima yg bisa ditaro di post ini (supaya ga dibilang plagiarisme, soalnya menurut saya 80-90% cerpen ini persis skrip asli kami dari Mangkok Production). Sekalian jg supaya promosi :p
ReplyDeleteTerimakasih anyway sudah mau posting :)
Ini terinspirasi atau nyalin narasi filmnya? Kok sama persis ya kayak narasi-dialog di film pendeknya? "Kelima - Mangkok Production"
ReplyDelete@Ruby: Iya mas maaf sebelumnya saya lupa naruh sumbernya :D udah saya cantumkan
ReplyDelete