Skip to main content

Hari Minggu Malam



Apa yang kau rasakan ketika menikmati alam. Tersadar bahwa aku ini hanya sebuah daging yang bernyawa. Keindahan yang tersaji di depan mata sangat tepat disuguhi oleh secangkir kopi panas. Pagi itu di bukit Moko jauh dari hiruk pikuk kota. Semua penat yang membuat orang merangkak meminta kasih. Tidak ada kata yang tepat untuk menjelaskan entah aku sendiri tidak mengerti dengan apa yang aku tulis. Iringan lagu kita bersama menghidupkan kesunyian sebuah hutan yang besar menghangat pembuluh darah dari angin yang tidak bersahabat. Kita menikmatinya bersama. Dsini kita memperat kembali tali pertemanan yang agaknya longgar, atau mungkin melepasnya lalu menggantikannya dengan tali persahabatan. Jadi, apakah persahabatan sama dengan cinta? Sedikit melenceng memang ini. Oh tidak, tapi sepertinya sudah jauh. Keindahan alam banting setir ke cinta, hmm bagaimana dengan menikmati keindahan alam bersama cinta? Cinta disini tentu saja bukan alam. Sebuah cinta yang tercipta ketika ada sebuah ketertarikan kepada lawan jenis. Kalo yang sama jenis apakah sebuah cinta juga? Haha sudah lah aku tidak memikirkan hal seperti itu.
Pemandangan indah di pagi itu memang kurang dengan kehadiran seorang yang kita cintai, ayolah setiap detiknya pasti akan berkualitas. Bagaimana dengan ditemani oleh sahabat atau teman yang justru mereka adalah yang lebih membuatmu tertawa. Aku hanya bisa katakan, bersyukur. Segala hal yang negatif itu akan hilang seperti kita berkenalan lagi. Alam itu mempersatukan setiap orang, tapi ya tergantung tujuan orangnya seperti apa. Persetan bagi mereka yang memperalat alam. Bukan hanya di alam jenis ini aku merasakan terbang. Daratan rendah juga terkadang lebih asik untuk dinikmati. Apalagi putihnya pasir pantai dan birunya lautan. Tidak ada pemandangan jelek sampah – sampah dari manusia. Yaa aku juga manusia, tapi setidaknya aku berusaha untuk tidak mencemar lingkungan meskipun susah – susah gampang. Ayolah nikmati alam mu ini sebelum dihancurkan oleh manusia yang biadab, yang hanya mementingkan angka. Mengapa angka? Yaapp, angka yang ada di lembar kertas kecil dan memiliki nilai yang kita sebut uang. Mereka menghancurkan alam hanya untuk memperoleh angka, semakin banyak angka yang diperoleh semakin hancur. Apakah kita bisa menghentikannya? Bisa. Tapi bila tanpa kedudukan kita hanya akan ditertawakan, mustahil. Huaaahh, sepertinya aku membuang waktu dengan membuat tulisan ini. Tidak apa lah setidaknya aku bisa menjelaskan apa yang sedang ada di hati. Sejujurnya, aku rindu.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Membuat Scroll Pada Blog Archive

Bagi kalian yang udah ngeblog bertahun - tahun lalu terus di blognya ada widget archivenya, pasti akan muncul sangat panjang kebawah bila di pilih. Nah, dengan ini kita bisa ngebuat scroll pada archive kita. Jadi hemat tempat deh. Bagi yang suka hemat - hemat bisa dicoba lah ini. Kalo demen yang boros - boros yaaaa, buat pengetahuan aja broo :D Moongggooooo.. . . .. . ... Cara Membuat Scroll Pada Blog Archive (Arsip Blog) 1. Login ke Blogger. 2. Di halaman Dasbor, kita pilih Rancangan . 3. Kemudian pilih Edit HTML 4. Beri tanda centang pada Expand Template Widget 5. Cari kode berikut <b:widget id='BlogArchive2' locked='false' title='Arsip Blog' type='BlogArchive'> 6. Kode lengkapnya adalah seperti ini <b:widget id='BlogArchive2' locked='false' title='Arsip Blog' type='BlogArchive'> <b:includable id='main'> <b:if cond='data:title'> <h2><data:title/...

Jalan-jalan ke Bali oh sungguh asiknya, bersama kawan kawan, lupakan lara manjakan pikiran, tanpa mengeluarkan uang

Kami para editor TRANS TV batch 16 siap menghibur anda dengan kelucuan kami yang begini adanya. Meskipun kalian tidak meminta, tidak apa-apa. kami paksa Selamat menonton, jangan lupa ambil cemilan, karena durasi lumayan panjang. SIKAAAAATTTTT~

Chapter #2

Hari pertama. Aku jatuh dari ketinggian. Aku masih hidup. Tidak ada darah yang keluar. Semuanya aman. Aku masih terbaring di kasur yang nyaman. Bukan batu karang laut yang tajam. Tangan dan kakiku masih bisa digerakkan. Apa jadinya bila sudah jatuh dari ketinggian seperti itu. Tiga meter saja mungkin aku sudah remuk. Beruntungnya lagi, aku masih bisa merasakan nafas dalam diriku. Hari kedua. Tidak ada yang terjadi. Hanya cerita seperti biasanya. Absurd memang. Tetapi aku menikmatinya.