Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Puisi Gue

Puisi Gue - Januari

Kau berbeda dengan yang lain Kedatanganmu disambut Oleh manusia Tidak hanya di negaraku Tapi hampir diseluruh negara Pengisi planet bumi ini Aku sedih juga dengan Desember Kini tinggal kenangan Akan dibawa sampai bertemu lagi Januari Kau adalah awal dari tahun Bertambah setiap angka Setiap kau hadir Harapan dan doa muncul beriringan Resolusi manusia bermula Kau lah pembuka pintunya Januari Kau lah awal sebuah resolusi Menuntun hingga bertemu Desember Aku sendiri bersiap Melewati jalan yang kau hidangkan Rintangan apa yang akan kau persembahkan Sampai ke tempat peristirahatan Di bulan Februari -Bandung, 2 Januari 2014

Puisi Gue - Aku dan Kenyataan

Bisa dibilang ini lanjutan puisi Aku dan Imajinasi hehehe Senja menjadi saksi bisu Perjumpaan diriku dengannya Semua ini sudah terencana Pada sebuah perbincangan Sebelumnya aku tidak sabar Kedatangan momen ini Apakah kamu merasakan hal yang sama? Aku tidak berharap lebih Senyummu pertama yang aku lihat Bukan lagi di sebuah potrait Dibawah rintik hujan Senyum itu sangat indah Indra penciumanku disambut Akan kehangatan wangi dirimu Akan kucatat harum ini dalam kehidupanku Aku menyukainya Ternyata seperti ini rasanya Melihat matamu dan kamu membalasnya Seperti waktu berhenti bekerja Semua diam, kecuali kita Masih bercengkrama Aku sangat menikmati setiap gerakan yang kita lakukan Setiap detik yang terlewat Setiap langkah yang kita pijak Aku mengagumi  Kala pertama kali melihatmu  Aku memuja  Wanita seperti dirimu Tapi sungguh disayang Tidak selamanya ini abadi Kita harus berpisah Kembali pada kehidupan masing - masing...

Puisi Gue - Desember

Desember datang Pintu sengaja terbuka untuknya Dia tidak berubah Sama seperti pertama kali bertemu Selalu membuatku tersenyum Dengan kenangan yang disuguhkan Aku sambut hangat dia Kami bercengkrama di ruang tamu Keramahannya itu yang ku tunggu Aku tidak sabar lagi kenangan apalagi yang akan kami ciptakan Dari munculnya sunrise di cakrawala Sampai terbentuknya nirwana alam mimpi Aku nikmati setiap perjalanannya Senja sudah mulai melukis langit Dia berhendak pergi Aku termenung sesaat 11 hari lagi yakin kan bertemu kembali Kembali melepas tawa Aku akan merindukanmu Desember Pintu yang terbuka tertutup kembali Semua itu tinggal kenangan Mengingatkan pada kawan, cinta, dan keluarga Aku berdiri di depan pintu Menunggu sinar kehidupan Ketukan pintu menggema seisi rumah Pintu terbuka kembali Selamat datang januari. -Bandung, 2 Desember 2013

Sedikit Cerita Tentang Kopi

Aku tidak mengerti kenapa harus menulis tentang hal ini. Mungkin semua ini terjadi karena kebosanan yang melanda ku di ruangan segi empat ini atau sebuah tuntutan agar blog aku tidak lagi di hampiri oleh laba - laba yang gemarnya membuat sarang di setiap pojokan. Cuaca kemarau memaksa kulitku mengeluarkan tetes - tetes asin. Aku sedikit bercerita sebuah minuman yang sangat sering kita jumpai. Kopi. Betapa sederhananya manusia melihat kopi sebagai minuman. Dahulu pun aku begitu. Di meja makan ada secangkir berisikan kopi milik Ayahku. Aku meminta izin kepada Ayah untuk mencicipinya, kala itu aku masih belum memikirkan kehidupan. Ayah dengan senyuman mempersilahkannya. Manis. Jelasnya manis pekat mungkin. Pertama kali lidahku berkenalan dengan cairan berwarna hitam itu.